RAPAT BERSAMA. Jajaran Komisi C bersama direksi BPR BKK Tasikmadu menggelar rapat bersama, Senin (17/6/2019).(Foto: Sunu AP)
KARANGANYAR – Kinerja BPR BKK Tasikmadu Karanganyar selama tiga tahun sejak 2016 tumbuh positif. Sebelumnya di 2015, bank dengan saham kepemilikan dari Pemprov Jateng itu sempat merugi Rp 1,4 miliar. Selanjutnya secara berturut-turut pada 2016 mampu membukukan laba yang signifikan, bahkan pada 2018 lalu meraih laba setelah pajak sebesar Rp 4,1 miliar.
Komisi C DPRD Jateng mengapresiasi perkembangan yang positif di BPR BKK Tasikmadi itu. Menurut Anggota Komisi C Muhammad Rodhi saat memimpin kunjungan kerja Komisinya, Senin (17/6/2019), capaian itu wajib diapresiasi.
“Kami (Komisi C) apresiasi itu. Apalagi pertumbuhan semua bisnisnya sejak 2016 luar biasa, ” kata politikus Partai Keadilan Sejahtera itu sumringah.
Secara tahunan (Year on Year) BPR BKK Tasikmadu Karanganyar memang bertumbuh meyakinkan, boleh disebut luar biasa. Tercatat berturut-turut asetnya bertumbuh 20,6% (2016), 16,6% (2017) dan 20,6% (2018). Dana masyarakat 30,6%, 18,4% dan 24,2%. Sedang kredit yang disalurkan 30,6%, 14,6% dan 19,2%. Tahun lalu laba yang diraih mencapai Rp 4,1 miliar (11% YoY).

Senada, anggota Komisi C Maria Tri Mangesti menambahkan, pengelolaan kreditnya juga luar biasa bagus. Terbukti dari rasio kredit bermasalah hanya 5,01%.
“Sejujurnya untuk kategori BPR, angka rasio kredit bermasalah sebesar itu harus diacungi jempol. Berarti analis kredit benar-benar bekerja profesional, ” tutur politikus PDI Perjuangan itu bangga, sambil meminta penjelasan tentang penempatan dana sebesar Rp 17,3 miliar itu di bank mana dan hasilnya berapa.
Dirut BPR BKK Tasikmadu Didik Darmadi menyampaikan terima kasih atas evaluasi, kritik maupun penghargaan Komisi C. “Kunjungan Komisi C semakin memacu kerja kami untuk meraih kinerja yang lebih baik di masa mendatang,” katanya.(sunu/priyanto)