GELAR PERTEMUAN. Jajaran Komisi C bertemu dengan direksi PT BKK Jateng dan pimpinan BKK Cabang Batang, Senin (26/8/2019).(Foto: Sunu AP)
BATANG – Komisi C DPRD Jateng mendukung potensi PT BKK Jateng. Gabungan 27 BKK dengan modal dasar Rp 924 miliar dengan aset Rp 2,1 triliun itu diharapkan dikelola lebih profesional sehingga berkinerja semakin moncer dan kiprahnya dalam mengemban misi mendongkrak perekonomian sekitar lebih nyata.

Demikian disampaikan anggota Komisi C Ahmad Ridwan saat memimpin kunjungan kerja komisi ke PT BKK Jateng Cabang Batang, Senin (26/8/2019). Perlu diketahui, semula PT BKK Jateng Cabang Batang adalah BKK Bandar Kabupaten Batang.
“Pokok persoalan sama, bagaimana merawat para nasabah sebaik-baiknya, baik nasabah peminjam (kreditur) serta para penabung (debitur). Kami benahi semua lini agar kerugian berdasarkan due diligence yang miliaran rupiah itu bisa ditutup dalam waktu dekat, tidak boleh lama-lama,” pinta politikus PDI Perjuangan itu.
Berdasarkan data yang dilaporkan, anggota Komisi C Maria Tri Mangesti menegaskan, dalam membuat perencanaan harus dilihat potensi cabang-cabang, apabila dana masyarakat tinggi maka perencanaan penyaluran kredit juga harus proporsional.
“Kantor Pusat jangan serta merta menyetujui kalau dana masyarakat Rp 40 miliar tapi rencana pembiayaan hanya Rp 26 miliar. Mestinya bisa lebih, ” tutur Maria yang juga politikus PDI Perjuangan itu.
Harapan lain disampaikan anggota Komisi C Sarwono, setelah jadi PT BKK Jateng, perseroda ini harus menjadi sumber penghasilan bagi Pemprov Jateng, bukan malah sebaliknya jadi beban. Maka itu penyaluran kreditnya harus optimal, sesuai perolehan dana masyarakat setempat (kantor cabang), bahkan boleh melebihi jumalah dana yang dihimpun karena sudah digabung (kekuarangannya bisa disupplai kantor Pusat).
“Tetapi saya wanti-wanti, harus pegang teguh prinsip kehati-hatian. Prosedur kredit harus ketat bersamaan itu pengawasan wajib dan benar-benar difungsikan,” pesan politikus dari PDI Perjuangan itu.
Sedang anggota Komisi C Mustholih mendukung segala uapaya setelah penggabungan yang dilakukan untuk penguatan di semua lini, termasuk mengevaluasi budaya kerja lama, dengan melanjutkan yang baik dan benar, yang buruk tinggalkan. Dulu masing-masing BKK jalan sendiri-sendiri, sekarang bergerak bersama saling menguatkan di bawah arahan kantor Pusat.
“Jangab khawatir soal rezeki, kalau mampu meraih laba yang tinggi, PAD juga ikut tinggi, insya Allah penghasilan pengelolanya juga ngikut,” simpul politikus PAN itu.
Menanggapi Komisi C, Direktur Operasional PT BKK Jateng Drajat Adhitya Waldi, berjanji untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian dan menjalankan pengawasan secara berkelanjutan. “Berdasarkan laporan terakhir, alhamdulillah kerugian akumulatif sebesar tersebut trennya terus menurun,” ujarnya.
Sementara, Manajer Area Banyumas PT BKK Jateng Eko Sutriyono, pemetaan wilayah meliputi potensi pasar terus dikebut agar dapat dieksekusi di masing-masing kantor cabang.
Menurur Manajer Cabang PT BKK Jateng Batang Laksmi, bank yang dipimpin masih konsolidasi dan belum bisa membukukan keuntungan. Pada 2018 lalu merugi Rp 488 juta dan tahun ini kerugian bertambah menjadi Rp 541 juta. “Insya Allah akhir tahun ini sudah untung sekitar Rp 127 juta,” terangnya.(sunu/priyanto)