GELAR PERTEMUAN : Jajaran manajemen Bank Jateng Cabang Kudus saat bertemu dengan Komisi C DPRD Jateng.(foto: sunu andhy p)
KUDUS – Komisi C DPRD Provinsi Jateng mengapresiasi Bank Jateng Cabang Kudus telah berhasil mempertahankan kinerja tetap bertumbuh di atas satu digit di tengah pandemi Covid-19. Ke depan diharapkan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian guna mengejar target penyaluran kredit.

Ketua Komisi C Asfirla Harisanto menyampaikan hal itu saat memimpin evaluasi terhadap kinerja Bank Jateng Cabang Kudus, Selasa (8/9/2020). Namun politikus PDI Perjuangan itu memberi penekanan khususnya pada penyaluran kredit di saat pandemi ini. Bank Jateng diminta tidak sembrono atau asal-asalan dalam mengucurkan dana segar kepada kreditur hanya demi mengejar capaian target akhir tahun.
“Penyerapan kredit harus tetap mengacu aturan perbankan. Jangan sampai memunculkan masalah pada kemudian hari,” kata Bogi sapaan akrab Asfirla Harisanto.

Per 31 Agustus 2020, Bank Jateng Kudus telah menyalurkan kredit Rp 939 miliar dengan total kredit macet atau non performing loan (NPL) 3,22 persen. Secara year on year (YoY) total pencairan kredit mengalami peningkatan hanya 2,79%.
Sedangkan penghimpunan dana masyarakat mencapai Rp 1,303 triliun, bertumbuh 22,92% (YoY); Pendapatan Rp 96,63 miliar (12,6% YoY); Laba Rp 51,56 miliar (24,49% YoY); Aset Rp 1,416 triliun (25,97% YoY). Rasio kredit bermasalahnya (non performing loans) cukup rendah 3,22%.
Wakil Ketua Komisi C Sriyanto Saputro turut menyambut baik program relaksasi kredit yang diberikan kepada 681 nasabah senilai Rp 119,48 miliar.
“Saya kira program relaksasi itu cukup membantu dan meringankan nasabah,” simpul politikus Partai Gerindra itu.
Sementara anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng, Nurul Hidayah mengeluhkan sulitnya menemukan lokasi ATM Bank Jateng serta minimnya ATM yang memiliki fasilitas setor tunai. Hal tersebut dirasa penting jika Bank Jateng ingin mampu bersaing dengan bank-bank lain dari segi fasilitas.
Anggota Komisi C DPRD Jateng, Mustolih, menilai program Bank Jateng harus match dengan program pemerintah, baik dalam hal pengembangan UMKM atau lainnya. Sukses tidaknya Bank Jateng menurutnya bukan hanya seberapa besar menyumbang deviden untuk pemerintah tapi harus mampu menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat.
“Harus mampu menjadi pengungkit perekonomian masyarakat. Artinya ketika sulit menerjemahkan aspek politik dari rencana program pemerintah harus ada guide dari bagian perekonomian yang menerjemahkan kepada Bank Jateng, ” ujarnya.
Dilihat dari perincian kredit, dari total Rp 939 miliar pembiayaan sampai dengan 31 Agustus 2020, Bank Jateng Cabang Kudus hanya menyalurkan kredit produktif sebesar Rp 271 miliar. Sisanya atau sekitar Rp 668 miliar disalurkan untuk pembiayaan konsumtif.
Sementara itu Kepala Cabang Bank Jateng Kudus, Heri Supriyanto mengatakan, pihaknya berusaha untuk mendorong penyaluran kredit, khususnya untuk sektor produktif. Hanya saja pada masa pendemi Covid-19 ini perlu sedikit lebih selektif dan berhati-hati.
Terlebih cukup banyak nasabah yang mengajukan prgram relaksasi kredit akibat terpengaruh pandemi.
“Untuk kredit proyek, baru mulai Agustus jalan. Kami akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian di dalam penyaluran kredit, ” kata Heri Supriyanto di hadapan Komisi C.(sunu/priyanto)