PROYEK BAGUS. Komisi D DPRD Jateng saat studi banding pembangunan jalan di Dinas Bina Marga Sulsel, di Kota Makasar, Kamis (21/3/2019). (foto setyo herlambang)
MAKASSAR – Komisi D DPRD Jateng mengagumi elevated road (jalan lintas atas) di Kabupaten Maros Sulsel karena memiliki struktus bangunan yang lebih baik. Hal itu disampaikan Ketua Komisi D, Alwin Basri, saat studi banding pembangunan jalan di Dinas Bina Marga Sulsel, di Kota Makasar, Kamis (21/03/2019).
Selain struktur bangunan, kata dia, anggaran pemeliharaan jalan jauh lebih rendah dibanding Jateng. Data yang dimilikinya menyebutkan, anggaran pemeliharaan jalan di Provinsi Jateng sekitar Rp 40 juta, sedangkan di Sulsel sebesar Rp 20 juta.
“Melihat proyek elevated road Segmen 1 Kabupaten Maros Sulsel sangat bagus dengan belokan berliku, membuat jalan tampak berbeda ditambah dengan pemandangan sekitar yang sangat asri. Pemeliharaan jalannya pun disini sangat murah. Hal itu tentunya didukung dengan lobi ke pusat sehingga pengerjaan bisa terealisasi dengan baik,” kata Politikus PDI Perjuangan itu,

Dikatakannya, besaran nilai APBD Jateng 2018 lalu dengan angka Rp 25,6 triliun fokus pada pembangunan dan pembenahan infrastruktur terutama ruas jalan provinsi penguhubung kabupaten dan kota. Progam peningkatan jalan dengan panjang 2.400 km di Jateng tercapai 60% dari target yang ditentukan, sedang Sulsel dengan total 24 kabupaten/ kota baru terealisasi 30% untuk infrastruktur jalan sepanjang 1.500 km.
Menurut Alwin progam peningkatan jalan itu memang membutuhkan dana yang tidak sedikit karena sangat berguna saat selesai dikerjakan. Ia menyadari ada perbedaan anggaran yang dikeluarkan Sulsel karena Jateng sendiri punya 35 kabupaten/ kota yang secara penganggarannya untuk infrastruktur lebih banyak.
“Pembangunan dan peningkatan jalan adalah progam pemerintah yang memfokuskan pelayanan di bidang infrastruktur. Pengembangan progam infrastruktur di Sulsel jelas nampak berbeda. Jumlah kabupaten/ kota yang lebih sedikit jelas penggunaan anggaran untuk infrastruktur jalan menjadi lebih sedikit dibanding Jateng,” kata legislator PDI Perjuangan itu.

Menanggapi soal elevated road, Kabid Bina Teknik Dinas Bina Marga Sulsel Astina Abbas mengatakan proyek pembangunannya dimulai sejak 2015 dengan anggaran APBN 2015-2018 untuk spesifikasi panjang 314.77 meter dan lebar 11 meter. Dengan dana sebesar Rp 167,68 miliar, elevated road itu bisa mempercepat pengiriman logistik dari Kota Makassar menuju Pelabuhan Bone.
“Sebelum jalan itu dibangun, aksesnya harus memutar sangat jauh,” ungkap Astina.
Mengenai pemeliharaan jalan, Kabid Pemeliharaan Dinas Bina Marga Sulsel Muhammad Arifin menjelaskan, dengan PAD Sulsel sekitar Rp 9 triliun, pada 2019 difokuskan untuk infrastruktur sebesar Rp 230 miliar untuk berbagai pengembangan infrastruktur jalan sepanjang 1.500 km dan baru tercapai 500 km. Kemudian pada tahun ini, ditargetkan sepanjang 600 km.
“PAD kami mencapai angka Rp 9 triliun dari berbagai sektor. Target 600 km itu terbagi dalam beberapa bidang diantaranya jalan rusak dan jalan rintisan,” kata Arifin. (setyo/ariel)