PANTAU PTM. Komisi E DPRD Provinsi Jateng memantau proses PTM di SMK Batik 1 Solo, Kamis (9/9/2021), didampingi Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jateng Wilayah VII. (foto priskilla candra cahyaningtyas)
SURAKARTA – Sejumlah sekolah di Jateng kini mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Agar pelaksanaannya semakin baik, Komisi E DPRD Provinsi Jateng memantau proses PTM yang sudah berjalan tersebut, salah satunya ke SMK Batik 1 Surakarta, Kamis (9/9/2021).

Rombongan dewan di dampingi Gunawan selaku perwakilan dari Biro Kesra Provinsi Jateng dan disambut Kepala SMK Batik 1 Surakarta Sunata bersama Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jateng Wilayah VII Edy Purwanto. Saat berdiskusi, Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jateng Anton Lami menghimbau siswa dan guru tetap bekerjasama dalam proses PTM yang sudah berjalan.
Dikatakan, tanggung jawab sekolah kembali seperti sedia kala agar siswa dapat cepat berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya. Ia menilai hal itu penting untuk kehidupan pendidikan maupun sosialisasi siswa dan guru.
“Bahwa, PTM itu sangat diharapkan dan bisa memecahkan persoalan. Orang tua juga ‘plong’ memberikan semangat dan motivasi kepada anak agar kembali ke sekolah. Bagi orang tua yang pendidikannya layak, maka tidak muncul persoalan. Namun, jika pendidikan orang tua lebih rendah dari anak, maka hal itu menjadi persoalan,” ujar Politikus Golkar itu.

Senada, Anggota Komisi E lainnya, Ridwan, menjelaskan bahwa PTM bisa dilakukan dengan lancar dan tidak menjadi kekhawatiran baru jika orang tua bekerjasama dengan sekolah untuk memantau siswa saat masuk sekolah hingga pulang ke rumah masing-masing. “Jangan sampai ada anak yang euforia terlalu senang sudah masuk sekolah sehingga dia melupakan protkes yang masih berjalan. Dengan nongkrong atau bermain setelah pulang sekolah, yang dikhawatirkan hal itu membuat Covid-19 ini tidak kunjung selesai,” ucap legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Muh Zen, Anggota Komisi E, juga menambahkan guru dan siswa harus saling melindungi saat ada yang positif Covid-19 dan sebaiknya langsung diisolasi agar tidak menyebar. Terlebih, nantinya bisa menjadi isu baru yang berdampak sekolah ditutup kembali.

“Kerjasama inilah yang patut ditekankan kepada siswa, contohnya siswa dihimbau agar tidak takut jika positif karena banyak pihak yang membantu siswa dalam proses penyembuhan dan mencegah penyebarannya pula,” saran Politikus PKB itu.
Menanggapi hal itu, Sunata ikut menjelaskan bahwa karyawan dan guru sudah bekerjasama dengan baik memfasilutasi siswa yang masih menggunakan daring online. Tanggungjawab sebagai pendidik yang mengharuskan siap untuk melaksanakan PTM tersebut.
“Banyak yang sudah dipersiapkan sekolah, baik fasilitas sesuai protokol kesehatan secara umum maupun khusus, dan beberapa siswa yang setuju untuk PTM ini cukup diminati karena rindu mereka terhadap sekolah dan relasi kepada teman-teman sekolah karena secara tidak langsung hal itu yang membuat siswa semangat dalam belajar,” ucap sunata. (tyas/ariel)