JADI NARASUMBER : Ketua Komisi E Abdul Hamid menjadi narasumber dalam Dialog Aspirasi Jateng di Stasiun TATV Kota Surakarta.(foto: mentaripagi)
SURAKARTA – Ketua Komisi E Abdul Hamid menyatakan, Hari Pendidikan Nasional diharapkan menjadi momen refleksi bagi semua pihak, baik itu pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, hingga masyarakat luas. Dalam momen ini, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya, serta merumuskan solusi untuk perbaikan yang lebih baik di masa depan.

Komisi E, kata dia, menyoroti soal pemerataan sekolah (SMA/SMK negeri) terutama di daerah-daerah pinggiran, masih kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana guna menunjang pengajaran. Hal tersebut dikemukakannya saat menjadi narasumber pada acara Dialog Aspirasi Jateng: Refleksi Hari Pendidikan Nasional di Stasiun TATV, Kota Surakarta, Selasa (9/5/2023).
“Kami di DPRD mem-back up upaya peningkatan pendidikan di Jateng. Jangan ada ketimpangan antara kota dan desa, pusat dan pinggiran. Anak-anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Peran guru pun harus ditingkatkan. Tak lupa sarana dan prasarana penunjang keterampilan,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng Dr Uswatun Hasanah mengakui pemerataan sekolah negeri sampai sekarang masih menjadi kendala. Zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kerap menemui kendala. Sejumlah daerah belum memiliki unit SMAN dan SMKN setelah pemberlakuan sistem zonasi.
Demi mengupayakan pemerataan akses pendidikan, pihaknya telah mengusulkan enam unit sekolah baru (USB) di enam kecamatan. Di antaranya USB SMAN di Kecamatan Bruno (Purworejo), SMAN atau SMKN di Kecamatan Garung (Wonosobo), USB SMAN di KecamatanTegal Selatan (Kota Tegal), USB SLBN di Kecamatan Purwokerto (Banyumas), USB SMAN di Kecamatan Pasar Kliwon (Surakarta), dan USB SMAN di Kecamatan Cilongok (Banyumas).
“Selain itu kami mencatat 17 kecamatan termasuk blank spot. Ini butuh perhatian serius guna akses internet,” ucapnya.
Pada 2022, pihaknya menggarap SMAN dan SMKN di tiga lokasi. Yakni SMAN Tawangwangu (Karanganyar), kemudian SMKN Lumbir (Banyumas), dan SMKN Pagentan (Banjarnegara).
Uswatun pun berharap pemerintah di kabupaten atau kota dapat ikut turun tangan membantu pengadaan tanah untuk USB di 17 blank spot. Realisasi pembangunan USB perlu mengkaji banyak hal dan mempertimbangkan skala prioritas. Terlebih kemampuan APBD terbatas bila harus mengakomodasi semua usulan sekaligus.

Sementara Guru Besar UIN Raden Mas Said Surakarta Prof Dr Giyoto menegaskan peningkatan mutu pendidikan tidak saja terpaku pada peran pemerintah. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting. “Pendidikan tidak hanya mengajarkan siswa untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter yang baik, seperti sikap disiplin, bertanggung jawab, jujur, dan lain sebagainya. Siswa tidak hanya dapat menjadi individu yang cerdas, tetapi juga dapat menjadi orang yang baik dan berguna bagi lingkungan sekitar,” katanya.(anif/priyanto)