DIALOG TELEVISI: Wakil Ketua DPRD Ferry Wawan Cahyono bersama narasumber lain dalam acara Aspirasi Jateng di Stasiun TATV Surakarta.(foto: cahya prabowo)
SURAKARTA – Era sekarang adalah era digital. Era dimana kemudahaan informasi mudah didapatkan. Tentu saja siapa yang bisa memanfaatkan kemudahaan informasi, maka dunia dalam genggaman.

Bagi Ferry Wawan Cahyono, sekarang ini siapa yang tidak memiliki telepon pintar atau gadget. Hampir kebanyakan orang menggenggam alat komunikasi tersebut. Tidak terbatas usia, dari anak-anak sampai orang tua. Tinggal manusianya bisa memanfaatkan kecanggihan itu baik dalam berinteraksi maupun bertransaksi.
“Jempol ini dengan sekali klik, bisa mengakses segala macam informasi. Bertransaksi pun tinggal diam, orang bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan. Inilah fenomena era 4.0 bahkan mulai masuk 5.0. Maka orang pun harus berubah,” ucap Wakil Ketua DPRD Jateng itu saat menjadi narasumber dalam acara “Aspirasi Jateng: Optimalisasi Media Sosial dalam Pemberdayaan Ekonomi” yang disiarkan langsung oleh Stasiun TATV Surakarta, Selasa (13/9/2022).
Bagi dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Dr Mulyanto, sebuah produk sekarang ini mudah ditawarkan. Mancari segala apa pun mudah. Marketplace mulai menggeser pasar konvensional. Oleh seorang pemasar pun, tinggal mengoptimalkan produknya supaya bisa menambah nilai jual.
Bagi dia, dengan kemudahaan mengakses pemasaran maka ada tiga kunci yang harus dilakukan. Pertama dari kesungguhan dari pribadi seorang produsen untuk mengoptimalkan pemasarannya. Kedua dorongan pemerintah dalam memberikan pelatihan serta kemudahaan akses terutama pemasaran. Ketiga adalah pembangunan, dalam hal ini sarana prasarana jaringan internet.
“Sekarang dengan hanya buat video, narasi, produk bisa ditawarkan selama 24 jam. Branding produk harus gencar dilakukan. Sasaran pemasaran pun juga harus jelas,” ucapnya.

Dari kebijakan pemerintah, diutarakan Kepala Bidang E-Goverment Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jateng Iswahyudi, sebenarnya masyarakat Jateng sudah melek media sosial. Terbukti data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet (APJI) menyebutkan 76% warga Jateng sudah menggunakan internet. Dari persentase itu 88 % sudah “bermain”media sosial.
“Itu artinya 8 dari 10 orang di Jateng sudah melek media. Tinggal pemerintah untuk mengoptimalkan jaringan internet. Tercatat sampai sekarang ini masih ada 800 lokasi di Jateng masih blank spot. Harapannya ke depan lokasi itu bisa masuk jaringan internet,” ungkap dia.
Dengan perkembangan masyarakat sudah mulai menggunakan media sosial, kata Ferry, DPRD mendorong supaya ada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sektor UMKM dan ekonomi kreatif harus mendapatkan porsi lebih dari pemerintah.
“Karena itu, DPRD meminta kepada Pemprov Jateng supaya seluruh wilayah bisa terakses internet. Mendorong terwujudnya desa digital. Di masing-masing desa harus ada ada spot center digital untuk kegiatan ekonomi kreatif. Ketiga Mendorong literasi dunia digital. Kominfo dan Dinas Koperasi agar pelaku UMKM dan ekonomi kreatif sudah melek digital. Dilatih memasarkan, bertransaksi dengan dunia digital. Melatih menggunakan kata kunci, dihubungkan dengan sector lain. Ini perlu pelatihan dan dorongan,”pintanya.(ayuutami/priyanto)