SOAL PEMILU. Quatly Abdulkadir Alkatiri dalam dialog ‘Aspirasi Jateng’ dengan tema ‘Optimalisasi Peran Masyarakat di Bidang Politik’ di Stasiun TATV, Kota Surakarta, Selasa (6/2/2023). (foto con dinata)
SURAKARTA – Menghadapi pemilu mendatang, semua pihak perlu terus mengupayakan partisipasi masyarakat. Seperti disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri dalam dialog ‘Aspirasi Jateng’ dengan tema ‘Optimalisasi Peran Masyarakat di Bidang Politik’ di Stasiun TATV, Kota Surakarta, Selasa (6/2/2023).
Dalam dialog itu, ia mengakui keterlibatan masyarakat terhadap kontestasi politik masih belum maksimal. Partisipasi pemilih itu sejak Pemilu 2014 hingga Pemilu 2019 kira-kira 78% dari target yang ditetapkan KPU untuk Pemilu 2014 sebesar 75%.

“Dari angka itu, kita tahu bahwa itu bukan hasil KPU sendiri (tapi) ya semua elemen. Saya juga berkontribusi terhadap kenaikan partisipasi politik di dalam pemilu, khususnya,” katanya.
Ia berharap semua pihak bisa melakukan upaya peningkatan partisipasi pemilih. Karena, hak politik itu sudah menjadi bagian bangsa dan negara yang tertuang dalam UUD 1945.
“Untuk itu, hak politik perlu dijaga karena sudah menjadi kewajiban kita di dalam bangsa dan negara dan sudah kita laksanakan di dalam proses pemilu yang baik,” jelasnya.
Mengenai peran parpol untuk meningkatkan suara pemilih, dengan menggelar berbagai kegiatan agar masyarakat lebih melek politik. Memang diakui, kegiatan secara terus menerus itu memang dapat memicu masyarakat berpartisipasi.
“Seperti dilakukan DPRD yang sering mengundang berbagai elemen untuk membuka pemahaman soal politik. Selama ini DPRD terjun ke lapangan untuk bertemu masyarakat agar bisa ikut berpartisipasi secara poliik demi pembangunan daerah,” katanya.

Sementara, Anggota KPU Jateng M. Taufiqqurahman mengatakan saat ini KPU sedang melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih. Yang jelas, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi pemilih, termasuk pemilih pemula.
“Kami juga berpesan agar masyarakat bisa menerima petugas KPU dalam proses coklit sehingga datanya lebih akurat,” ujar Taufiq.

Narasumber lain dalam dialog itu, Akademisi Politeknik Indonusa Surakarta Markus Utomo Sukendar menjelaskan soal pemilih pemula. Menurut dia KPU masih perlu strategi khusus agar pemilih tersebut ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Hal itu mengingat pemilih pemula memiliki suara potensial sekaligus untuk menghindari angka golput di kalangan muda.
“Masih dibutuhkan strategi khusus untuk mendekati pemilih pemula agar mereka bisa berpartisipasi dalam pemilu,” ujarnya.
Ditambahkan, harapannya pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang bisa lancar dan partisipasi pemilih dapat meningkat. (anf/ariel)