PANTAU ABRASI. Sukirman memantau abrasi yang terjadi di Sungai Sengkarang Kedungwuni Kabupaten Pekalongan pada 26 Agustus lalu. (foto azam hanif adin)
KAJEN – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman mengadvokasi tuntutan warga mengenai pengelolaan Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan, belum lama ini. Sukirman merasa perlu adanya perencanaan yang matang terkait dengan permasalahan di sepanjang sungai yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu.
“Pada 2019, kami sudah melihat beberapa titik parah di Daerah Aliran Sungai Sengkarang di Kedungwuni ini. Pada tahun ini, kami dapat informasi lagi kalau abrasi parah terjadi di titik berbeda. Oleh karenanya, kami merasa perlu adanya perencanaan yang matang untuk penyelesaian masalah ini,” ujar Politisi Partai Kebangkitan Bangsa asli Kabupaten Pekalongan itu.

Meninjau langsung ke titik-titik abrasi yang memakan tanah, bahkan rumah milik warga, Sukirman mendorong Dinas Pusdataru dan Bappeda untuk berdiskusi bersama aparatur desa terkait. Menurut penuturan beberapa aparatur desa, tidak sedikit rumah warga yang terancam ambles terbawa aliran sungai.
“Kebetulan kita survei ini saat kemarau, jadi air dangkal. Tapi, kalau sudah musim penghujan, berubah menjadi banjir bandang. Warga susah tidur, apalagi yang tanahnya sudah semakin dekat dengan bangunan rumah,” tuturnya.

Kepala desa Peganden Tengah Wonopringgo A. Rofiq menambahkan setidaknya di Desa Peganden Tengah ada 3 titik parah yang perlu penguatan dinding sungai. Efek dari limpahan air sungai Sengkarang saat musim penghujan juga sangat terasa untuk beberapa anak sungai yang ada.
“Tingkat pengikisan tanah di bibir sungai luar biasa. Itu hampir bersamaan kurang lebih 5 rumah yang hampir menggantung. Jadi, perlu rasanya solusi untuk pengelolaan arus air,” kata A Rofiq, disela sela audiensi yang difasilitasi Sukirman, antara Bappeda Provinsi Jateng, Bappeda Kabupaten Pekalongan, Dinas Pusdataru Provinsi Jateng, dan Tokoh Masyarakat di sepanjang Sungai Sengkarang Kedungwuni.
Senada dengan A Rofiq, Nana Haifan selaku Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan membenarkan adanya beberapa titik parah sepanjang Sungai Sengkarang khususnya Kedungwuni. “Di Kedungwuni ini, sudah ada lebih dari 15 rumah yang tergerus air dari Sungai Sengkarang. Titik yang mengkhawatirkan kami saat ini ada di belakang MTs Walisongo Kedungwuni. Beberapa warga ada yang mengungsi 1 keluarga,” ungkap Nana. (cahya/ariel)