SOAL KINERJA. Komisi C DPRD Provinsi Jateng saat berdiskusi dengan jajaran manajemen Bank Jateng Cabang Slawi, Selasa (30/8/2022), membahas kinerja keuangan perbankan. (foto ariel noviandri)
SLAWI – Meski pencapaian kinerja keuangan Bank Jateng Cabang Slawi sangat baik, namun pihak manajemen bank plat merah itu masih terkendala dengan belum meluasnya layanan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD).
Hal itu diungkapkan Pemimpin Cabang Slawi PT. BPD Jateng (Perseroda)/ Bank Jateng Fachrudin Arif kepada Komisi C DPRD Provinsi Jateng, di Ruang Co-Working Space Bank Jateng Cabang Slawi, Selasa (30/8/2022).

Fachrudin menyampaikan bahwa pihaknya tetap ingin memperluas pangsa pasar, khususnya di instansi pemerintah daerah. Namun, pihaknya masih terkendala karena tidak semua instansi menggunakan layanan elektronik Bank Jateng.
“Kami memahami di era sekarang digitalisasi perbankan terus digencarkan. Disini, kendala kami yakni kebijakan pemda dalam penerapan layanan ETPD, yang tidak semua menggunakan Bank Jateng,” kata Arif, sapaan.

Mendengarnya, Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jateng Bambang Haryanto mengaku apresiatif dengan capaian kinerja keuangan Bank Jateng yang sangat baik. Terlihat dari pencapaian rasio non-performing loans/ NPL (kredit macet) yang masih dibawah 5%.
“Mudah-mudahan pencapaian yang baik itu bisa terus dipertahankan,” kata Bambang.

Soal layanan ETPD, ia mengakui semua instansi pemerintah kini menggunakan layanan elektronik perbankan. Persoalan belum atau masih minimnya layanan elektronik yang menggunakan jasa Bank Jateng, ia menilai, kondisi itu perlu dilakukan komunikasi dengan pemkab setempat.
“Memang, sekarang layanan digital sedang gencar dilakukan perbankan. Untuk itu, perlu kebijakan pemerintah daerah agar layanan elektronik itu melalui Bank Jateng,” sarannya.
Sebagai informasi, kinerja keuangan Bank Jateng Cabang Slawi hingga Juli 2022 sangat baik. Tercatat, Dana Pihak Ketiga pada 2021 sebesar Rp 940,93 miliar, sedangkan hingga Juli 2022 sebesar Rp 1,21 triliun. Untuk angka Kredit, pada 2021 sebesar Rp 1,24 triliun dan hingga Juli 2022 sebesar Rp 1,22 triliun.
Laba pada 2021 tercapai Rp 86,42 miliar dan Laba hingga Juli 2022 sebesar Rp 47,30 miliar. Untuk aset pada 2021, tercapai Rp 1,27 triliun dan hingga Juli 2022 sebesar Rp 1,59 triliun. (ariel/priyanto)